Alexa, demikian aku, juga sahabat-sahabatku di dunia maya, memanggilnya. Tidak begitu jelas asal-usulnya. Dan memang aku tak begitu peduli siapa, dan dari mana ia berasal. Hanya alamat rumahnya saja yang aku tahu persis, di mana aku sewaktu-waktu berkunjung melepas rindu dan kangen padanya.
Sebenarnya aku belum lama mengenalnya. Kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu. Itupun karena sebuah pertemuan yang tidak aku sengaja, saat aku berkunjung ke rumah sahabat-sahabatku.
Menurut cerita, gossip, issu, dan kabar burung dari para tetangga, konon katanya, dia itu adalah primadona, bintang pujaan yang banyak diburu para blogger mania, baik yang masih pemula maupun mereka yang sudah malang melintang di jagat raya per-blogging-an. Pancaran auranya begitu menggoda. Daya pikatnya membuat orang bisa tergila-gila.
Karena itulah aku penasaran ingin mengenalnya lebih dekat. Hasrat di dada ini sepertinya tak tertahankan lagi. Walaupun aku tahu, sebagai bintang pujaan, aku bukanlah satu-satunya orang yang ingin mencuri perhatiannya. Di dunia maya ada jutaan, puluhan juta dan boleh jadi ratusan juta orang yang berharap kasih sayangnya.
Tapi aku tak berkecil hati. Hari demi hari, minggu demi minggu aku berusaha dengan segenap jiwa raga untuk mencuri perhatiannya. Empat puluh lebih 'surat cintaku' telah aku buat berharap menarik simpatinya. Berbagai 'wejangan' para 'suhu blogger' pun aku coba terapkan. Bahkan, sudah tak terhitung lagi berapa lama aku semedi di padepokannya mbah Google untuk mencari 'jampi-jampi pelet' yang paling ampuh agar hati sang primadona luluh. Ya, seperti kata pepatah, laut aku seberangi, gunung pun aku daki demi mengejar cintanya.
Minggu ini, hatiku sedikit berbunga-bunga. Segala pengorbananku rupanya tak sia-sia. Perasaanku tak bertepuk sebelah tangan. Sinyal-sinyal perhatian dari sang bintang pujaan mulai aku rasakan. Pancaran aura kasihnya mulai kelihatan. Kini aku makin yakin, aku makin percaya diri, aku makin bersemangat, aku makin bergairah untuk mengirimkan terus 'surat-surat cintaku' yang ke 50, 60, 70, 80, 90,100, ... sampai aku bosan, sampai tak ada lagi kesempatan, sampai tak ada lagi pengharapan.
0 komentar:
Posting Komentar