Sabtu, 30 Mei 2009

Terima Kasih 'mbah Google

Hidup ini penuh misteri, keajaiban dan kejutan. Tak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi hari ini dan esok hari. Karena itu, menjalaninya merupakan seni tersendiri.

Dan, misteri itu aku alami sendiri. Saat harus memendam rasa kecewa, kesal, dan jengkel atas kegagalan Manchester United menorehkan sejarah baru di ajang kompetisi sepak bola paling bergensi, Liga Champion, pada kesokan harinya, justru aku menerima hadiah istimewa sebagai pelipur lara.

Betul! Sebuah hadiah istimewa dari 'mbah Google di penghujung bulan Mei 2009 ini. Adalah hadiah yang aku nanti dengan penuh harap lebih dari tiga bulan lamanya semenjak aku terjun di dunia per-blogging-an lewat tulisan-tulisan yang boleh jadi tidak ada maknanya.

Adalah sebuah hadiah istimewa yang membuat rasa sedih itu sirna, berganti rasa bahagia tiada tara. Bahkan, penat selepas begadang semalaman pun hilang entah kemana berganti gairah membara. Ya, angka SATU yang muncul di widget page rank-ku yang ada di sebelah kanan template itu benar-benar membuat mataku berbinar-binar, seolah seorang Romeo yang bertemu dengan Juliet setelah sekian lama tidak bersua. (Wah, jadi ingat masa lalu nih, hehehe....).

Terima kasih 'mbah Google!

Bukan angkanya yang membuat hatiku bahagia, karena angka itu, sama sekali belumlah pantas untuk dibanggakan. Apa yang aku capai belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan para master blogger yang telah malang melintang di dunia per-blogging-an. Kalau diibaratkan anak sekolahan, kira-kira aku ini baru setingkat SD kelas 1, yang membaca pun boleh jadi masih terbata-bata, menulis pun masih sulit dimengerti.

Yang membuat bahagia adalah karena hari ini aku bisa belajar lagi tentang sesuatu yang berarti dalam kehidupan ini. Bahwa kita jangan mudah putus asa, jangan pernah berhenti berharap, jangan berhenti berusaha karena setiap usaha yang kita lakukan, setiap langkah yang kita ayunkan, setiap pikiran yang kita curahkan untuk meraih cita-cita dan harapan akan berbuah kebahagiaan di kemudian.

Terima kasih 'mbah Google!

Kini tangga pertama itu telah aku tapaki, rintangan pertama itu telah aku lewati. Inilah momentum untuk melangkah lebih jauh, melompat lebih tinggi. Dan satu hal yang pasti, rintangan akan semakin berat, hambatan akan semakin banyak.

Selasa, 26 Mei 2009

Tidak ke Old Traffod, ke Senayan pun Jadi

Dari sekian banyak keinginan, impian, obsesi yang belum kesampaian, salah satunya adalah menyaksikan langsung pertandingan klub idolaku, Manchester United. Ya, langsung, alias live, dan bukan hanya melototin aksi-aksi paling apik mereka di layar kaca selebar 21 inchi saja. Walau aku bukanlah anggota MU Fans Club, entah mengapa, sejak dua puluh tahun silam, aku begitu mengidolakannya, kepincut akan sepak bola indah nan menawan yang diperagakannya, hingga aku rela begadang hingga dini hari demi untuk menikmati si Setan Merah beraksi.

Sebagai satu dari jutaan pendukung klub sepakbola paling beken di seantero jagat raya ini, menyaksikan pertandingan langsung di salah satu stadion paling angker di dunia, Old Traffod Stadium, menjadi obsesi para supporternya.

Sayangnya, tidak semua orang berkesempatan menyaksikan langsung bagaimana pemegang tiga kali mahkota Liga Champion tersebut mempertontonkan segala kehebatannya. Termasuk juga diriku yang mustahil pergi ke sana, kecuali ada keajaiban, atau mendapat undian dari sponsor mereka. Seperti peribahasa, ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

Namun, 'pucuk dicinta ulampun tiba'. Bagi para penikmat sepakbola indah, berita kehadiran salah satu klub paling kaya di dunia, asuhan Sir Alex Ferguson, yang akan bertandang melawan tim nasional tanggal 20 Juli 2009 nanti, ibarat setetes air pelepas dahaga di tengah gurun pasir yang kering kerontang. Keinginan menyaksikan langsung gocekan maut CR-7, tendangan keras Rooney, ketangguhan Ferdinand, dan kelincahan si mungil Park Ji Sung tak dapat kubendung lagi.

Kini, lega sudah perasaanku. Keinginan terpendam selama dua puluh tahun lamanya untuk menyaksikan langsung aksi menawan para pemain penuh talenta akan menjadi kenyataan. Memang, dipastikan aroma pertandingan akan jauh berbeda, dan itu tidak bisa dibandingkan saat mereka bermain di kancah Liga Inggris, maupun Piala Champion.

Namun apapun jua, menurutku, inilah pemuas keinginan yang paling layak aku dapatkan. Seperti kata pepatah, 'tak ada rotan akar pun jadi'. Manakala tak mampu menonton langsung di Old Trafford, maka menonton di Senayan pun tidak ada salahnya.

So, dalam hidup ini terkadang tak semua keinginan dapat menjadi kenyataan. Kita harus realistis menakar keinginan sesuai dengan kemampuan dan keadaan. Itulah petuah bijak kehidupan.


Senin, 25 Mei 2009

Saat Harus Menunggu

Menurutku, menunggu merupakan salah satu aktivitas yang menjengkelkan, menyebalkan, dan terkadang membuat pikiran stress bahkan frustasi. Perasaan yang tidak menyenangkan itu bisa dialami oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dipaksa menghadapinya, suka atupun tidak. Boleh jadi pengalaman itu kita rasakan pada saat menunggu teman kencan datang menjemput, saat menunggu rekanan bisnis yang telah dijanjikan, saat menunggu dipanggil dokter, saat menunggu giliran mencoblos di TPS, saat menunggu kereta api yang datang terlambat tanpa ada penjelasan yang jelas, atau saat menunggu bonus dari boss yang telah dijanjikan.

Dan, bagi seorang blogger mania, perasaan yang menjengkelkan itu seringkali kita rasakan saat menunggu visitor memberikan komentar di ShoutMix chat widget, saat menunggu turunnya Alexa Rank atau naiknya Google Page Rank, atau bahkan saat menunggu Google AdSense, mengirimkan $-nya.

Pada saat menghadapi situasi yang menyebalkan itu, ekspresi setiap orang ternyata beragam. Ada yang mondar-mandir sambil terus menerus melihat jam di tangannya. Ada yang mengomel dan menggerutu tak karuan. Ada yang marah-marah sambil mencari kambing hitam.

Haruskah kita marah, mengomel, menggerutu, berkeluh kesah, dan melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya sama sekali, apalagi sampai menyudutkan pihak lain yang sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan masalah yang kita hadapi? Tentu tidak, bukan? Karena hal tersebut sama sekali tidak akan bisa memperbaiki keadaan. Malahan, sebaliknya akan menambah beban pikiran.

Sejatinya ada banyak cara, kiat yang dapat kita lakukan agar selama menunggu tidak ada waktu yang terbuang percuma, tidak ada kesempatan yang hilang sia-sia. Dalam situasi dan kondisi apapun, kita masih dapat melakukan hal-hal yang positip.

Bukankah daripada mengeluh, mengomel, berkeluh kesah saat menunggu jemputan datang lebih baik kita memanfaatkan waktu untuk membaca novel, cerpen, atau mendengarkan musik kesayangan kita. Pada saat pengunjung sepi, bukankah lebih baik kita blogwalking berkunjung blog tetangga agar kita dapat kunjungan balik. Daripada memikirkan terus-menerus karena rank Alexa yang tidak mau turun, bukankah lebih baik menggali terus ide, gagasan yang lebih kreatif dan inspiratif.

Dan, postingan kali ini pun ini pun dibuat saat aku menunggu kedatangan seorang sahabat yang ingkar janji. So, tidak ada waktu yang sia-sia selama kita mampu memanfaatkan dan menyikapi keadaan dengan pikiran jernih, tenang, dan positif.

Terima kasih sahabatku yang datang terlambat, karenamu aku dapat memposting satu artikel lagi di blog kesayanganku.

Minggu, 24 Mei 2009

Alexa, Sang Kekasih Baruku

Alexa, demikian aku, juga sahabat-sahabatku di dunia maya, memanggilnya. Tidak begitu jelas asal-usulnya. Dan memang aku tak begitu peduli siapa, dan dari mana ia berasal. Hanya alamat rumahnya saja yang aku tahu persis, di mana aku sewaktu-waktu berkunjung melepas rindu dan kangen padanya.

Sebenarnya aku belum lama mengenalnya. Kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu. Itupun karena sebuah pertemuan yang tidak aku sengaja, saat aku berkunjung ke rumah sahabat-sahabatku.

Menurut cerita, gossip, issu, dan kabar burung dari para tetangga, konon katanya, dia itu adalah primadona, bintang pujaan yang banyak diburu para blogger mania, baik yang masih pemula maupun mereka yang sudah malang melintang di jagat raya per-blogging-an. Pancaran auranya begitu menggoda. Daya pikatnya membuat orang bisa tergila-gila.

Karena itulah aku penasaran ingin mengenalnya lebih dekat. Hasrat di dada ini sepertinya tak tertahankan lagi. Walaupun aku tahu, sebagai bintang pujaan, aku bukanlah satu-satunya orang yang ingin mencuri perhatiannya. Di dunia maya ada jutaan, puluhan juta dan boleh jadi ratusan juta orang yang berharap kasih sayangnya.

Tapi aku tak berkecil hati. Hari demi hari, minggu demi minggu aku berusaha dengan segenap jiwa raga untuk mencuri perhatiannya. Empat puluh lebih 'surat cintaku' telah aku buat berharap menarik simpatinya. Berbagai 'wejangan' para 'suhu blogger' pun aku coba terapkan. Bahkan, sudah tak terhitung lagi berapa lama aku semedi di padepokannya mbah Google untuk mencari 'jampi-jampi pelet' yang paling ampuh agar hati sang primadona luluh. Ya, seperti kata pepatah, laut aku seberangi, gunung pun aku daki demi mengejar cintanya.

Minggu ini, hatiku sedikit berbunga-bunga. Segala pengorbananku rupanya tak sia-sia. Perasaanku tak bertepuk sebelah tangan. Sinyal-sinyal perhatian dari sang bintang pujaan mulai aku rasakan. Pancaran aura kasihnya mulai kelihatan. Kini aku makin yakin, aku makin percaya diri, aku makin bersemangat, aku makin bergairah untuk mengirimkan terus 'surat-surat cintaku' yang ke 50, 60, 70, 80, 90,100, ... sampai aku bosan, sampai tak ada lagi kesempatan, sampai tak ada lagi pengharapan.

Alexa, kekasih baruku! Aku masih menanti. Semoga engkau tidak berpaling ke lain hati.

Jumat, 22 Mei 2009

Menulis Saat Tak Ingin Menulis

Senja hari ini, aku seolah kehilangan gairah menulis, walau hanya untuk sekedar log in maupun blogwalking. Bahkan beberapa e-mail yang masuk pun tak aku hiraukan. 

Sahabatku! Berita sedih via sms yang aku terima tapi pagi rupanya membuat pikiranku sedikit kacau. Ya, berita yang tidak menyenangkan tentang saudaraku yang harus masuk rumah sakit karena terkena stroke. Sungguh sedih, kecewa, dan menyesal karena aku tak bisa menjenguknya sesegera mungkin. Bukannya tidak ingin, tetapi jarak ratusan kilometer yang memisahkannya, membuat aku perlu waktu untuk pergi ke sana. 

Padahal, minggu-minggu ini aku sedang bergairah-bergairahnya untuk belajar menulis yang baik, belajar menuangkan gagasan yang benar, belajar mempertajam pikiran untuk menangkap dan menggali inspirasi, belajar merangkai kata dan kalimat yang indah, dan banyak hal lainnya yang sedang aku pelajari. Dan sejatinya, hari ini pun ada banyak gagasan, ide, topik yang ingin aku tuangkan dalam blogku. Aku ingin menulis tentang kampanye para calon presiden dan wakil presiden, budaya melek bacabencana dirgantara yang kembali terulang, dan banyak topik lainnya.  

Sahabatku!  Kalau aku renungkan inilah barangkali yang dinamakan fitrah kehidupan. Roda kehidupan tidak pernah diam pada satu keadaan. Ada saatnya hidup ini diwarnai dengan keceriaan, keriangan, kebahagian, penuh tawa dan canda. Namun, adakalanya juga hidup ini diliputi kesedihan, kemalangan, duka lara, nestapa, dan isak tangis.  Dan menjaga agar aku tetap bergairah, dan tetap bersemangat menulis dan berkarya pada saat perasaan tidak enak hati, tidak nyaman, tidak mood bukanlah perkara mudah. 

Sahabatku! Keyakinan inilah yang aku coba pelihara. Aku tetap berusaha untuk tidak terlena dalam duka, berlarut dalam kesedihan, hingga kehilangan nalar. Dalam situasi dan kondisi apapun, baik dalam suka maupun duka, dalam gembira maupun lara, aku berusaha untuk terus berkarya. Inilah sebuah tantangan dan rintangan yang harus aku lewati. Karena menulis saat ingin menulis adalah perkara mudah, tapi menulis pada saat tak ingin menulis adalah jauh lebih sulit. 
 

Kamis, 21 Mei 2009

Renungan di Hari Kebangkitan Nasional

Senja hari tadi, di beranda rumahku, dalam balutan rasa letih dan lelah yang taktertahankan lagi selepas browsing dan blogwalking semalam suntuk, berharap ada peningkatan traffic, ada setitik kerinduan untuk merenungkan kembali makna peringatan 101 tahun Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati di seluruh penjuru tanah air 20 Mei lalu.

Di tengah situasi dan kondisi negara yang masih dalam bayang-bayang krisis finansial global, sejatinya, peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini dapat menjadi momentum bagi semua komponen anak bangsa untuk menggelorakan kembali semangat kebangsaan, semangat perjuangan, semangat persatuan, semangat kebersamaan, dan semangat pengabdian sebagaimana telah dicontohkan oleh para generasi pendahulu bangsa ini lebih dari satu abad yang lampau.

Semangat kebangkitan yang hendaknya mewarnai dan menjiwai dalam setiap desah nafas, dalam setiap gerak langkah, dalam setiap ucap, dalam setiap sikap dan dalam setiap tindak seluruh komponen bangsa. Semangat kebangkitan bahwa kita mampu berdiri dan terus berlari menyongsong masa depan kehidupan yang lebih cemerlang dan terang benderang.

Semangat kebangkitan untuk terus melangkah tanpa lelah, terus mengayuh tanpa ragu, terus berkarya tanpa jeda, terus berkreasi tanpa henti, dan terus berpikir tanpa akhir.

Semangat kebangkitan untuk mampu melompat lebih tinggi, bergerak lebih lincah, berlari lebih kencang, mendengar lebih peka, dan bekerja lebih keras.

Semangat kebangkitan untuk tidak terninabobokan oleh dongeng-dongeng masa silam, tidak terlenakan oleh mimpi-mimpi indah yang tidak pernah menjadi kenyataan.

Semangat kebangkitan untuk mampu menyingkap topeng-topeng kepalsuan, membuang borok-borok kenistaan, menyingkirkan benih-benih kemalasan, dan memberangus hasrat ketamakan.

Jaman telah berubah. Waktu pun telah berlalu. Tapi tak sepantasnya semangat kebangkitan itu pupus oleh waktu, hilang oleh masa. Semangat kebangkitan itu harus tetap tertanam dalam dada setiap anak bangsa karena cahaya terang pasti kan datang.

Menulis Artikel Itu Gampang

Bagi para blogger, menulis atau menuangkan gagasan, ide, atau pemikiran dalam bentuk tulisan atau artikel sejatinya merupakan aktivitas yang amat menyenangkan. Lewat tulisan itulah, seorang blogger dapat mentransfer sesuatu yang bermakna kepada orang lain yang membutuhkan, dalam hal apapun, sesuai dengan visi dan misi-nya menjadi seorang blogger. 

Hanya saja, meskipun ide di benak telah segudang, hasrat menulis sudah menggebu, terkadang tulisan itu tak pernah bisa dituangkan juga. Alhasil blognya tak kunjung bisa diperbaharui secara berkala. Padahal, memperbaharui postingan menjadi sangat penting agar para pengunjung dan sahabatnya tidak merasa bosan dan kecewa karena disuguhi isi tulisan yang sama setiap mereka datang. 

Namun, harus diakui bahwa untuk menuangkan gagasan, ide dan pemikiran, bagi sebagian orang, terkadang bukanlah perkara mudah. Ada banyak rintangan dan hambatan. Dan, pada umumnya rintangan dan hambatan itu muncul dari dalam diri kita sendiri. 

Berikut ini adalah kiat-kiat berdasarkan pengalaman pribadi yang kiranya dapat diterapkan untuk mengatasi beberapa hambatan internal dalam menulis: 

Tulislah Yang Kita Sukai. Ketika kita menulis sebuah topik yang kita sukai, maka ide akan keluar dengan sendirinya, kalimat demi kalimat akan meluncur dari benak kita anda tanpa diminta, dan yang lebih penting kita akan enjoy mengerjakannya. Menyukai apa yang kita tulis amatlah penting karena tanpa kita sadari, kita akan memiliki energi psikologis ekstra untuk terus menulis, menulis, dan menulis.

Tulislah Yang Kita Kuasai. Jangan memaksakan diri untuk menulis sesuatu yang kita tidak memiliki cukup pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan dalam bidang yang kita tulis. Selain akan menyita waktu untuk mencari-cari referensi tambahan, juga menulis tentang topik yang tidak kita kuasai akan menghasilkan sebuah tulisan yang ‘terasa hambar’, ‘kehilangan ruh’, dan ‘kurang spirit’. Ya, karena pasti saat kita menuangkan gagasan, ide tersebut tidak dengan sepenuh hati. Padahal, dalam menulis, totalitas itu sangatlah penting. 

Tulislah Yang Kita Pikirkan. Ide, inspirasi bisa datang kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja. Untuk itu, manakala ide datang, segera tuliskan ide tersebut dan jangan sampai fokus pikiran kita terganggu oleh bermunculannya ide-ide lainnya. Karena, terkadang banyaknya ide bisa menyulitkan kita untuk menulis. Dan, akhirnya, makin banyak ide, makin malas kita menulis. 

So, selamat mencoba! Semoga bermanfaat bagi sobat-sobat semua. 

Rabu, 20 Mei 2009

Terima Kasih Sahabat!

Siapakah gerangan lelaki berkumis di sebelah ini? Ganteng dan keren,  yah? He..he..he..! 

Yang pasti, ini bukan photo diriku sang pemilik blog Renungan Senja, bukan photo seorang artis yang lagi naik daun, bukan photo seorang calon anggota dewan yang sedang melenggang ke senayan, dan bukan pula photo juru kampanye kandidat presiden dan wakil presiden yang sedang memperebutkan tahta di istana merdeka. Dia adalah salah seorang sahabat karibku di dunia maya.  

..... Ingin melihat profil lengkap sahabatku ini? 
Silahkan klik di sini!  
Atau kalau ingin berkunjung ke rumahnya, 
silahkan datang ke BlogBabeh ..... 

Aku sengaja menampilkan photonya dalam postinganku kali ini karena hari ini ia telah berjasa besar mendisain khusus header blogku. Atas waktu yang telah ia luangkan, atas perhatian yang telah ia alihkan, di tengah kesibukannya sebagai seorang creative design, penghargaan ini tentunya masih belumlah cukup membalas semua pengorbanan dan kebaikannya.  

Terima kasih sahabat! Karena hasil editing-mu, photo diriku di header itu tampak makin keren, dan bahkan lebih keren dari aslinya. Moga-moga saja, atas jasamu, aku makin beken. Ha..ha..ha..ha..! 

Terima kasih sahabat! Kini aku makin bangga dengan blogku. Aku makin bersemangat menulis. Ya, menulis dan menulis hingga tak keluar lagi ide di kepalaku, tak ada lagi tenaga di jemariku untuk menekan tombol-tombol di atas keyboard-ku, dan tak tersisa lagi pulsa di smart-ku.   

Terima kasih sahabat! Semoga masih ada waktu tersisa untuk membuatkan header blogku yang lebih keren lagi. 


Senin, 18 Mei 2009

Ayo, Kita LANJUTKAN!

He...he...he... Maaf sobat, kalau judul postinganku kali ini agak nyerempet-nyerempet slogannya salah satu pasangan kandidat presiden dan wakil presiden di negeri kita yang sedang bertarung memperebutkan singasana istana merdeka. Pun, tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mempopulerkan mereka, karena memang mereka telah populer (?!).  

Hanya saja, kata 'lanjutkan' yang sering aku dengar dalam setiap pidato politiknya, yang aku baca pada poster-poster yang terpampang di sudut-sudut kota, telah memberikan inspirasi dan motivasi pada diriku. Ya, kata yang terdiri dari 9 hurup itu seolah memiliki kekuatan magis yang memancarkan energi yang dahsyat bagi diriku. Semacam energi psikologis yang mendorong diriku untuk terus berpikir, merenung, membuka mata hati, berusaha, bekerja dan bertindak. Rangkaian aksara itu semacam spirit yang mampu mengatasi rasa lelah, rasa letih, rasa jemu, rasa bosan, rasa kesal, dan rasa kecewa yang terkadang hinggap dalam jiwaku. 

Karena slogan itulah, boleh jadi, dalam setiap sela waktu yang tersisa, aku menyempatkan diri untuk terus-menerus memperbaharui blogku, menyapa sahabat-sahabat mayaku, dan mengedit di sana-sini tampilan blogku agar tampak lebih indah, enak dan nyaman dipandang (hehehe... itu menurutku lho, menurut sobat? Entahlah...).  

Sebagai blogger pemula, perjalanan mencapai harapan itu masih panjang. Lihat saja, Alexa traffic rank blogku masih berkutat pada angka 5 jutaan. Bahkan, hingga hari ini Google page rank blogku pun masih belum beranjak dari angka nol

Walaupun tujuan nge-blog bukan semata untuk mengejar popularitas yang salah satunya ditunjukkan dengan angka-angka tersebut di atas, namun, paling tidak Alexa rank dan Google page rank dapat menjadi salah satu tolok ukur yang objektif apakah kalimat yang aku rangkai, ide dan renungan yang aku tuangkan dalam artikelku itu bermakna bagi orang lain atau malah sebaliknya, hanya menambah semrawutnya dunia maya?

Namun, sejelek apapun yang telah aku capai saat ini, aku tidak akan lelah melangkah.  Aku tidak akan berhenti di tengah jalan. Dan aku tidak mau kehilangan momentum. Karena sekali saja berhenti berpikir, merenung, dan menulis, maka rasa malas, rasa takut, dan rasa tidak percaya diri akan menghantui yang membuat diriku tidak dapat berkreasi lagi.   

Aku menyadari bahwa mencapai tujuan dan cita-cita bukanlah perkara mudah, seperti membalikan telapak tangan. Mencapai sebuah tujuan memerlukan proses, waktu, dan tentu saja perjuangan untuk mengatasi setiap rintangan yang menghadang.  

So, aku harus 'lanjutkan' menulis, menulis, dan menulis di blog-ku ini. Siapa tahu suatu saat nanti 'mbah Google berbaik hati memperbaharui rank blogku.  


Minggu, 17 Mei 2009

Setiap Kejadian Ada Hikmahnya

Prettttt.... tiba-tiba listrik di rumahku mati sore hari tadi.

Kesal. Kecewa. Jengkel. Semuanya berbaur menjadi satu.

Bukan matinya listrik yang aku kecewakan karena kalau masalah yang satu ini sudah lumrah terjadi di negeri ini. Namun, yang membuat aku sedikit kesal, kecewa dan jengkel adalah karena sore itu aku sedang serius mengutak-atik blogku, sedang asyik-asyiknya chatting sambil menjelajah dunia maya untuk menemukan sesuatu yang berharga seperti banyak orang-orang ceritakan.

Aku mencoba bersabar. Sepuluh, dua puluh, tiga puluh menit sudah berlalu. Sekian lama kutunggu, aliran listrik yang menghilang itu belum juga kembali. Dan, dengan perasaan jengkel aku tinggalkan komputerku, kurebahkan badanku yang di atas sofa. Entah karena rasa jengkel atau karena rasa lelah, perlahan mataku mulai berat, kantuk pun tak bisa aku tahan.

Zzzzzz...... Zzzzzzz......... Zzzzzz........

Aku terbangun saat malam menjelang tiba. Rupanya cukup lama aku tertidur. Kini, badanku terasa lebih segar. Dan yang lebih penting lagi, yang membuat hatiku bahagia, lampu-lampu di rumahku telah kembali menyala. Kini aku dapat kembali blogwalking, chatting, dan posting.

Walau sebelumnya hatiku diliputi sedikit perasaan jengkel, kesal, dan kecewa karena listrik mati, namun saya bisa mengambil hikmah dari kejadian sore hari tadi. Sebuah hikmah kehidupan bahwa pada suatu ketika kita akan menghadapi kejadian yang tidak menyenangkan, yang dapat membuat perasaan kita kecewa, sedih, jengkel dan perasaan negatif lainnya.

Dan pada saat kita mengalaminya tidaklah berguna apabila diri kita mengeluh, menggerutu, maupun mengomel, karena itu semua tidak dapat menyelesaikan masalah. Yang harus kita lakukan adalah kita harus mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami. Kita harus selalu berpikir positif karena pasti ada hikmah di balik masalah yang kita hadapi.

Bukankah karena litrik mati saya bisa istirahat sejenak untuk memulihkan stamina yang cukup terkuras saat berjam-jam lamanya berselancar di dunia maya? Bukankah karena listrik mati telah memberikan kesempatan kepada CPU komputerku untuk cooling down sehingga dapat terhindar dari over heating? Dan bukankah karena listrik mati juga pulsa smart-ku dapat sedikit aku hemat?.

So, ambilah sisi positif atas setiap kejadian yang tidak menyenangkan yang sewaktu-waktu dapat kita alami.

Sabtu, 16 Mei 2009

Award dari Sahabat

Ada kebahagian luar biasa yang aku rasakan hari ini. Kebahagiaan bagi seorang blogger yang sungguh tidak bisa dituliskan dengan rangkaian kata. Perasaan senang, bahagia dan bangga yang tidak tergantikan dengan segenggam emas permata.

Ya, pada hari ini, Sabtu, tanggal 16 Mei 2009, seorang sahabat di dunia maya, sesama blogger telah memberikan hadiah istimewa untuk blog-ku. Dialah sahabat baruku, mas agus fauzy yang telah memberikan award untuk para sahabatnya.

Sebagai pemain baru alias pemula di dunia per-blogging-an, tentu saja penghargaan tersebut membuat diriku tersanjung, dan hatiku berbunga-bunga laksana seorang remaja yang sedang dimabuk cinta. Sebuah penghargaaan dan apresiasi yang memberi banyak arti sekaligus boleh jadi sering dinanti oleh para blogger pemula seperti aku.

Penghargaan itu, bukan hanya makin memperindah blog-ku, juga telah memberikan energi psikologis bagi diriku untuk terus menulis, menggelorakan semangat untuk terus berkarya, dan memberikan dorongan untuk dapat berbagi sesuatu yang berarti dengan para sahabatku di dunia maya.

Terima kasih sahabatpenaku! Hadiah ini akan menjadi salah satu kenangan terindah dalam hari-hariku ber-blogging. Hadiah ini semoga dapat mengalahkan rasa bosan, rasa malas, rasa jenuh yang terkadang hinggap. Hadiah ini semoga makin mempererat tali persahabatan karena hidup akan terasa lebih indah dan bermakna manakala kita memiliki banyak sahabat.

Jumat, 15 Mei 2009

Renungan Calon Pemimpin Negeri

Dalam beberapa hari ke depan, panggung politik di negeri ini dipastikan semakin meriah, makin hingar bingar dan boleh jadi makin memanas. Pasalnya, malam hari tadi, 15 Mei 2009, para kandidat calon presiden dan wakil presiden yang akan maju bertarung, berkompetisi memperebutkan posisi puncak di negeri ini jelas sudah. Mulai hari ini, tiga pasangan calpres-cawapres, SBY-Budiono, JK-Wiranto, Mega-Prabowo, akan mulai menabuh genderang perang untuk maju ke medan laga guna merebut dan menarik simpati masyarakat.

Dan tentu saja dapat dipastikan bahwa dalam beberapa hari ke depan, kita kembali akan mendengar banyak slogan-slogan propaganda, janji-janji manis, dan harapan-harapan indah yang diteriakan para juru kampanye mereka.

So, dalam beberapa hari ke depan, kita harus sudah bisa menentukan pilihan, kepada pasangan yang mana suara kita nanti akan diberikan? Rasanya semua pasangan pantas untuk dipilih. Semua pasangan pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, satu hal yang pasti apapun kekurangan yang dimiliki ketiga calon yang ada, adalah bijak seandainya kita dapat memilih atas pilihan yang tersedia. Sulit memang, tapi bagaimanapun kita memerlukan pemimpin, dan di negara demokrasi, pemimpin hanya lahir kalau rakyatnya mau memilih calon pemimpinnya.

Sebagai orang biasa, sebagai orang yang bukan simpatisan partai politik, sebagai orang yang tidak terlibat dalam politik praktis, hanya bisa berharap bahwa siapapun yang akan menjadi pemenangnya, siapapun yang akan menjadi penguasa, yang penting adalah mereka yang jujur, bertanggung jawab, berkualitas, dan memiliki kapabilitas. Siapapun yang akan menjadi pemenangnya adalah mereka yang dapat menjadi teladan bagi semua rakyatnya. Siapapun pemenangnya adalah mereka yang peka terhadap duka lara rakyatnya, simpati atas segala keprihatinan bangsanya. Dan siapapun yang menjadi pemenangnya adalah mereka yang berani mengatakan kepada rakyatnya sebagaimana pidato Abu Bakar saat menjadi khalifah, "Sesungguhnya aku diangkat menjadi pemimpin kalian dan aku bukan yang terbaik diantara kalian. Jika aku berbuat baik, maka bantulah aku. Dan jika aku berbuat keburukan, maka luruskanlah aku."

Semoga pemilu nanti akan melahirkan para pemimpin negeri yang dapat membawa kejayaan kepada seluruh bangsa Indonesia. Amiin!.

Kamis, 14 Mei 2009

Tips Sukses Menulis Artikel

Bagi sebagian orang menulis merupakan salah satu aktivitas yang menyenangkan. Dengan menulis kita dapat menuangkan gagasan, ide maupun pemikiran; Mengekspresikan perasaan hati, sedih, gembira, suka, maupun duka; berbagi pengalaman hidup; Dan dengan menulis kita dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi orang lain. 

Namun bagi sebagian lainnya, menulis bukanlah sebuah perkara mudah. Bahkan tidak jarang orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi lisan sangat baik pun, mendapat kesulitan pada saat harus menuangkannya dalam bentuk tulisan. Padahal, dalam banyak hal, hampir tidak ada perbedaan nyata antara menulis dengan berbicara langsung. Jadi, mengapa bagi sebagian orang menulis itu begitu sulit, terasa menyiksa dan bahkan terkadang sangat menyebalkan?.

Ada banyak hambatan yang kita hadapi saat menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.  Dan hambatan itu seringkali bersumber dari dalam diri kita sendiri; kurang percaya diri, ketakutan hasil tulisan yang tidak menarik, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala pada saat menulis. 

Berani mencoba. Seperti kata orang bijak, kita tidak akan memperoleh sesuatu tanpa melakukan sesuatu. Keterampilan dalam hal apapun, termasuk menulis, hanya dapat diperoleh dengan berlatih secara terus menerus. Dan keterampilan itu tidak akan kita peroleh tanpa berani mencobanya. Hilangkan semua perasaan khawatir, was-was pada saat kita akan menulis.

Mulai dari yang sederhana. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan kita dalam menulis, maka mulailah menuangkan gagasan dari hal-hal yang sederhana, tidak memerlukan referensi dan keahlian khusus. Kisah perjalanan hidup, atau potret tentang kehidupan sekitar akan lebih mudah dituangkan dibandingkan dengan menulis artikel tentang hal-hal yang bersifat teknis, yang memerlukan data dan pengetahuan yang mendalam.  

Jangan selalu ingin sempurna. Keinginan menghasilkan tulisan yang sempurna, terkadang membuat tulisan kita tidak pernah selesai. Waktu dihabiskan untuk membuat kalimat yang sempurna, mengedit kata demi kata yang tidak pernah ada ujungnya. Keinginan menghasilkan karya yang terbaik adalah keinginan yang positif. Namun, dalam beberapa kasus hal tersebut dapat menjadi hambatan untuk menghasilkan sebuah karya tulis. Buatlah standar yang wajar sesuai dengan tipe tulisan yang kita buat. Standar kesempurnaan saat membuat artikel tentang catatan perjalanan bisa berbeda dengan artikel tentang perenungan, celotehan ataupun blog tutorial. 

Semoga bermanfaat. Selamat menulis! Sukses buat Anda!

Selasa, 12 Mei 2009

Koalisi Untuk Negeri

Koalisi...Koalisi...Koalisi. Itulah kata yang paling hangat diperbincangkan di panggung politik tanah air dalam beberapa minggu terakhir ini. Ia menjadi bahan obrolan hangat saat nongkrong di warung kopi, atau di sela istirahat kerja. Ia diburu kuli tinta dan para jurnalis untuk diangkat menjadi head line di surat kabar atau tabloid. Ia menjadi topik menarik untuk acara talk show di layar kaca. So, kini ia menjelma laksana seorang primadona, bintang pujaan yang dirindukan banyak orang.

Dalam sistem kepartaian di tanah air dengan kekuatan atau perolehan suara antar partai yang hampir berimbang, maka tentu saja koalisi menjadi sebuah keharusan untuk memenangkan kompetisi pada pemilihan presiden dan wakil presiden nanti.

Namun, sebagai rakyat biasa, juga orang yang tidak berkepentingan langsung dengan pesta pora di panggung politik praktis negeri ini, ada sedikit tersimpan harapan bahwa koalisi yang dibangun bukanlah koalisi setengah hati demi melanggengkan kursi kekuasaan semata. Bukan pula koalisi dengan misi untuk membagi-bagikan jatah menteri dan posisi strategis. Dan bukan pula koalisi hanya sekedar sensasi demi untuk ikut kompetisi di ajang pemilihan pemimpin negeri ini.

Sebagai anak bangsa, sebagai orang biasa, ada harapan tersimpan dalam dada agar koalisi yang dibangun adalah koalisi sepenuh hati. Partai, ideologi, bendera, warna baju boleh berbeda, tetapi tetap satu visi, satu misi, yakni koalisi untuk negeri. Koalisi yang dibangun haruslah sebuah kekuatan kolektif yang dilandasi oleh hati nurani bukan ambisi, kebersamaan bukan perpecahan. Koaliasi haruslah sebuah orkestra yang penuh harmoni dalam nada dan irama.

Sungguh negeri ini perlu bukti-bukti bukan hanya janji-janji. Negeri ini perlu menatap masa depan dengan tenang bukan hari-hari yang dipenuhi kebimbangan. Negeri ini perlu pemimpin sejati bukan penguasa. Negeri ini butuh koalisi untuk negeri bukan koalisi untuk melampiaskan hasrat semata.

Minggu, 10 Mei 2009

Saat Kerinduan Datang

Hampir seminggu kutinggalkan tanah air. Hampir seminggu pula kutinggalkan istri, anak-anak, dan sahabat-sahabatku di seberang sana. Dan hampir seminggu lamanya aku tidak sempat meng-update blog kesayanganku ini.

Walau sahabat-sahabat di dunia maya masih menemani hari-hari yang membosankan ini. Walau blogwalking atau hanya sekedar say hello pada blog-blog tetanggaku masih bisa aku lakukan di sela-sela rasa penat ini, kerinduan akan kampung halaman, istri yang paling aku sayang, dan rengekan anak-anakku yang selalu terbayang dalam tidur malamku ternyata tak pernah bisa hilang.

Ya, rupanya kerinduan akan kampung halaman, keluarga dan para sahabatku, mengalahkan semua yang ada, hingga tak ada kata yang dapat aku rangkai, tak ada ide yang dapat aku tuangkan. Jari-jemariku sepertinya kaku walau hanya sekedar untuk menekan tombol-tombol hurup di laptopku. Yang terjadi malahan hanya aku hanya bisa memandangnya dengan tatapan hampa.

Kemudahan informasi dan teknologi komunikasi (telpon, internet) yang tersediapun sama sekali tak bisa menghapus kerinduan itu. Rasa rindu sungguh tak bisa digantikan dengan hanya bertegur sapa via SLI, SMS, Yahoo! Messenger, ataupun facebook di dunia maya. Rasa rindu itu tak bisa terbayarkan walau gedung-gedung pencakar langit nan menjulang, kota-kota nan megah dan indah ada di sekelilingku.

Ya Allah! Berilah kesempatan dan waktu hamba-Mu ini untuk melepas kerinduan ini.

Senin, 04 Mei 2009

Berani Bicara di Depan Umum

Bagi sebagian orang, berbicara di depan umum, bahkan walau hanya untuk berbicara informal dalam kelompok kecil sekalipun, seperti di acara rapat kerja di kantor, ataupun rapat RT, merupakan momok yang paling menakutkan. Biasanya, ketika akan diminta untuk memberikan sambutan, atau menyampaikan pendapat, perasaan yang tidak nyaman tiba-tiba muncul.

Pada saat mau tampil, entah mengapa, tiba-tiba keringat membanjiri sekujur tubuh, lutut bergetar keras terasa lemas, perut mual dan mules terasa mau muntah, mulut terasa kaku dan lidah pun terasa ngilu. Sorot mata orang-orang yang ada di hadapan kita tiba-tiba saja berubah menjadi yang aneh dan menakutkan.

Cengkraman rasa takut berbicara di depan umum pada kasus tertentu dapat menghambat karir seseorang, khususnya untuk bidang pekerjaan yang sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi secara formal, dan langsung dengan orang lain.

Bagaimana cara mengatasinya? Banyak cara, kiat, tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. Berikut ini adalah salah satunya.

Ubahlah persepsi dalam pikiran kita. Mengapa? Karena kemampuan kita dalam melakukan sesuatu banyak dipengaruhi oleh bagaimana persepsi diri kita terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi. Saat presepsi yang dibangun adalah persepsi negatif, seperti perasaan tidak mampu, perasaan belum siap, perasaan khawatir ditertawakan orang lain, maka yang terjadi adalah apa yang kita dipersepsikan. Namun, apabila kita mampu membangun persepsi positif, maka kepercayaan diri akan timbul, perasaan kita merasa tenang, santai, dan dengan sendirinya kemampuan diri kita dapat diekplorasi. Anggap saja berbicara di depan umum seperti kita ngobrol di telpon, chatting di internet atau ngobrol di warung kopi.

Berani mencoba. Jangan pernah kalah sebelum berperang, atau ulah kumeok memeh dipacok, peribahasa Sunda mengatakan. Beranikan diri untuk mencoba apa yang kita takutkan. Dengan mencoba maka secara perlahan rasa percaya diri akan timbul. Sangat berat memang mengatasi rasa takut yang mencengkram itu. Tetapi manakala telah selesai melakukannya, rasa lega dan perasaan lapang akan kita rasakan menjalar ke seluruh sukma. Karena, apa yang kita takutkan tidaklah sengeri apa yang kita bayangkan sebelumnya. Rasa waswas, khawatir hanyalah ilusi belaka.

Berlatihlah. Manfaatkan setiap kesempatan untuk berlatih berbicara. Dan ini dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana, pada saat rapat di kantor, atau rapat panitia di lingkungan RT misalnya. Manfaatkan momen ini untuk berlatih. Cobalah untuk berani menyampaikan pendapat, saran atau usul. Kalau sudah terbiasa, maka secara perlahan hal ini akan membentuk kepercayaan diri bahwa bicar didepan umum adalah sesuatu yang biasa saja.

Selamat mencoba dan semoga sukses!.

Jumat, 01 Mei 2009

Renungan Kematian

Walaupun judulnya bisa membuat bulu kuduk meriding, tulisan ini bukanlah resensi tentang film horor. Bukan pula uraian khutbah jum'at para khatib di mimbar-mimbar mesjid. Buka pula ceramah para kiyai, para ustad di acara siraman rohani para jamaahnya.

Ini hanyalah renungan di hari jumat dari seorang pengembara hina. Renungan seorang hamba di dunia fana yang hatinya sedang resah, jiwanya sedang gundah-gulana.

Yang sedang resah karena tidak yakin esok hari masih bisa menulis lagi, blogwalking ke tetangga dan sahabat, atau chatting dengan kawan lama. Yang sedang resah karena kematian dapat datang kapan saja dan tak ada seorangpun yang dapat menolaknya. Kematian tak dapat ditawar dengan segudang intan permata, ataupun bujuk rayu. Kematian tak mengenal belas kasihan. Kematian tak peduli dengan para penjaga di sekeliling. Kematian dapat menembus tebalnya tembok baja, dan kokohnya dinding besi. Kematian telah dituliskan dalam buku catatan Tuhan.

Adalah renungan seorang pengembara hina yang jiwanya sedang gundah-gulana karena masa-masa yang dijalaninya, semuanya seolah hampa tanpa makna. Hampir tak ada waktu tersisa untuk mengenal siapa pencipta dirinya. Hampir tak ada ruang terbuka untuk menerima hidayah-Nya. Hampir tak ada waktu untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Hampir tak ada keinginan untuk bersujud dan menyembah pada-Nya. Bahkan hampir tak ada kerelaan dan kesabaran atas segala ujian dan cobaan yang berikan oleh-Nya.

Yang ada hanyalah nafsu menumpuk harta benda, merangkai keinginan tanpa batas. Yang ada hanyalah mengeluh dan mencari kambing hitam. Yang ada hanyalah hasrat mencerca dan menghina sesama. Yang ada hanyalah syahwat angkara membara.

Adalah jiwa yang terlena oleh manisnya dunia, harumnya aroma anggur-anggur memabukan, megahnya istana para raja, dan gemerlapnya intan permata. Adalah kegundahan seorang pengembara ketika kematian datang menjemput, sementara kehinaan masih menghiasinya, lumpur-lumpur dosa masih mengotorinya, dan pintu-pintu tobat belum diketuknya.

Ini hanyalah renungan sekaligus pengharapan seorang pengembara hina, agar masih ada waktu tersisa sebelum kematian datang di depan mata.
 

© Created by Kang Rohman