Senin, 13 Juli 2009

Singkirkan Rumput Liar Itu

Halaman depan rumahku. Hampir tiga minggu lamanya aku tak merawatnya. Ini diluar kebiasanku, karena salah satu hobiku selain swimming, reading, blogging dan chatting, juga emang gardening.

Aku bukannya lupa merawat halaman itu. Bukan pula tidak sayang sama 'mereka'. Melainkan, sudah dua minggu ini aku harus bepergian ke luar kota. Hari Minggu yang lalu, pergi ke pesta pernikahan saudara sepupuku. Dan, hari Minggu sebelumnya, .... aku masih belum melupakan duka akibat 'mbah Google menguras habis BackLink-ku yang tidak seberapa itu (sejujurnya sih... malas aja kali yach?).

So, lengkaplah sudah halaman itu terlantar. Makanya, hari Minggu ini aku terpaksa mengurangi jatah ber-blogging ria lantaran aku harus menjalankan the green operation. Sssssttttt....! Itupun sebenarnya setelah aku diingatkan oleh sahabatku, wi3ta agar jangan blogging melulu dan melupakan urusan yang lebih penting. Hehehe.....

Dan, sudah kuduga sebelumnya, halaman sempit itu kini sudah mulai ditumbuhi rumput dan tanaman liar di sana-sini. Menurut para ahli botani, rumput dan tanaman liar itu gulma namanya. Si gulma itu bukan hanya mengurangi keindahan, melainkan juga menganggu pertumbuhan rumput-rumput yang telah aku rawat dengan susah payah. Sebagian ada yang mengering, dan sebagian lagi malahan sudah ada yang mati. Sebaliknya dengan si gulma, ia tumbuh subur dan sehat walaupun tak pernah aku rawat.

Pengalamanku 'gardening' hari kemarin, mengingatkan aku atas perjalanan hidupku selama ini. Tanpa kusadari, sungguh betapa banyak 'gulma-gulma' yang tumbuh subur dalam pikiran dan hatiku. Malas dan selalu menunda berbuat kebaikan, mengingkari janji yang telah aku tetapkan, perasaan iri dan dengki atas kesuksesan yang diraih orang lain, bersenang hati dan tak pernah peduli atas penderitaan orang lain, menyombongkan diri atas sesuatu yang tidak patut aku disombongkan adalah 'gulma-gulma' yang begitu sulit, dan boleh jadi enggan aku singkirkan. Padahal aku tahu, semua itu akan mengganggu niat baik, merusak akal sehat, dan mematikan hati nurani sebagai insan Illahi.

Rumput-rumput liar itu akan selalu saja hadir tanpa diundang, memenuhi setiap relung hati dan jiwa kita. Dan jangan biarkan ia tumbuh subur karena akan membuat diri ini hancur. Singkirkan sampai keakar-akarnya jangan tersisa sebelum membuat jiwa ini binasa. Rawatlah 'rumput-rumput' itu agar kita dapat menikmati keindahan 'taman kehidupan' yang lebih menyejukkan mata, pikiran, hati dan jiwa kita.

Terima kasih sahabatku, karena engkau, aku peroleh satu pelajaran lagi tentang kehidupan.


2 komentar:

Irfan Melodic mengatakan...

Merawat rumput halaman itu seperti merawat persahabatan. Layaknya teman yang berkomentar, maka sudah selayaknya juga yang dikasih komentar meninggalkan komentar. Itulah indahnya persahabatan yang mutualisme.

Namun, memelihara rumput di ladang itu sama aja boong. Lha masak rumput di ladang kok dirawat. hehehe

Best regards,

Irfan Melodic Nugroho
Melodramatic Mind

Facts on the Recent News

Celebes Platinum Centre mengatakan...

Salut Bro..... Emang segala-galanya pasti ada hikmah dibaliknya. Hanya kitanya aja yang jarang atau bahkan malas berpikir dan mencari hikmah dibalik suatu kejadian. Aku tunggu pencerahan-pencerahan berikutnya.
Salam sahabat....

Nurfaizal, ST
www.duniausaha-ku.blogspot.com
www.platinumcentre.co.cc

Posting Komentar