"Jika waktunya telah tepat, aku akan memulai bisnis itu".
"Aku akan menulis artikel di blog apabila telah menemukan ide/bahan tulisan yang tepat dan lengkap".
"Aku akan menabung seandainya penghasilanku lebih besar dari sekarang ini".
"Aku akan mendermakan sebagian hartaku apabila aku telah menjadi orang kaya raya"
"Bila saja wajahku cantik, maka aku berpeluang besar menjadi seorang artis terkenal".
"Andaikan.... apabila.... jikalau.... bila saja ....." adalah contoh kecil 'penyakit' yang sering menjangkiti pikiran dan nalar sehat kita. Apabila dibiarkan, 'virus psikologis' tersebut dapat menjadi hambatan meraih sukses dan kebahagiaan hidup: karir, bisnis, hubungan sosial, keluarga, atau keuangan.
Keberadaan penyakit itu sulit dideteksi. Hanya akibatnya yang bisa kita rasakan. Ia bisa menular bahkan dapat juga bermutasi secara genetik, sehingga lebih berbahaya daripada 'virus flu babi dan flu burung. Oleh karenanya, mengetahui gejala sejak dini penyakit tersebut sangatlah penting agar dapat diambil tindakan 'preventif' maupun 'kuratif' secara tepat.
Selama masa inkubasi, penyakit ini akan menyerang pusat kekebalan pikiran dengan melemahkan semangat, mereduksi motivasi, menghilangkan harapan, menurunkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kecemasan dan keraguan. Celakanya, ia dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal gender, suku bangsa, partai politik, dan juga agama. Dan, boleh jadi tanpa disadari diri kitapun saat ini sedang dijangkiti penyakit tersebut.
Berandai-andai tentang masa datang, dalam batas tertentu bisa dibilang wajar. Namun kalau sudah melebihi batas, hal tersebut akan menghalangi langkah untuk bertindak cepat, memanfaatkan setiap peluang yang ada, memanfaatkan waktu yang tersedia, mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki. Keseringan berandai-andai maka pikiran kita akan dihantui oleh pikiran-pikiran, serta lebih fokus pada kekurangan dibandingkan kekuatan yang dimiliki.
Menunda-nunda memulai sebuah rencana bisnis, menulis artikel, menjalin hubungan, maupun mempersiapkan karir masa depan, karena menunggu 'waktu yang tepat', seringkali berakhir tanpa suatu apapun yang dapat direalisasikan. Oleh karena itu, apabilia memiliki gagasan, ide, rencana, segeralah laksanakan. Semakin lama menunda, semakin besar keraguan dan kecemasan datang mencengkram. Buah jauh keinginan mendapatkan 'waktu yang tepat' karena semua itu hanyalah persepsi diri kita sendiri. Waktu yang tepat adalah sekarang, bukan hari esok atau lusa.
Jangan pula berharap tentang 'kesempurnaan' karena ia bukan sesuatu yang dapat direncanakan, dan dipersiapkan sebelumnya. Kesempurnaan akan diperoleh seiring berjalannya waktu saat kita meniti tangga setahap demi setahap, menempuh perjalanan selangkah demi selangkah, serta mengambil hikmah dari setiap perjalanan yang kita lewati.
Salam blogger! Selamat menjadi orang-orang sukses!
4 komentar:
Renungan yang berguna..
Terima kasih untuk posting ini..
Semoga anda juga sukses sentiasa
wah keren nih pemikiran yek's, memang tanpa disadari penyakit tsb selalu saja hinggap pada diriku. thanks ya sobat.
penyakit manusia yang susah dihilangkan. aku sering mengalaminya neh
Kadangkala kita menyesali hidup yang sekarang dan mulai berpikir "seandainya dulu saya ...".
Menyesali masa lalu membuat kita tidak bisa membangun hidup yg sekarang. Akibatnya, di masa depan pun kita tetap hidup penuh penyesalan dan berandai-andai.
Posting Komentar