Jam 11.30 wib. Sudah larut malam, tapi mata ini belum juga mau terpejam. Mungkin karena hatiku masih bimbang, ragu dan galau belum punya pilihan kepada siapa 'suara' ini akan aku berikan di pemilihan umum esok hari. Tak ada seorangpun caleg dari partai peserta pemilu yang aku kenal dengan baik, selain hanya melihatnya dari poster, baligho, billboard yang terpampang beberapa waktu lalu. Itu pun hanya selintas saja, sambil lewat.
Mungkinkah diriku saja yang bingung? Atau malah sebaliknya banyak teman-teman yang sama-sama bimbang dan ragu seperti diriku? Gejala apakah ini? Apakah para caleg di wilayahku kurang sosialisasi? Ataukah memang aku yang kurang peduli terhadap pesta demokrasi di negeri ini?.
Aku memang pantas bingung, karena menurut petinggi negeri ini suaraku akan turut menentukan sejarah perjalanan bangsa dan negara ini lima tahun ke depan. Dan aku pantas bimbang karena memilih pemimpin itu selain hak warga negara juga merupakan kewajiban. Jadi kalau tidak memilih kan dosa, lho..?
Aku memang pantas bingung, karena menurut petinggi negeri ini suaraku akan turut menentukan sejarah perjalanan bangsa dan negara ini lima tahun ke depan. Dan aku pantas bimbang karena memilih pemimpin itu selain hak warga negara juga merupakan kewajiban. Jadi kalau tidak memilih kan dosa, lho..?
Tapi, siapa yang harus aku pilih? Pantaskah aku menentukan pilihan seseorang yang menjadi wakil diriku di parlemen hanya dengan melihat, membaca slogan dari media promo yang berserakan di sana sini?. Pantaskah aku memilih seorang wakil rakyat yang aku sendiri tidak yakin kredibilitas, kapabilitasnya dan rekam jejaknya?
Entahlah, yang pasti jarum jam di dinding rumahku terus bergerak, waktu pun terus berlalu. Jam 12.00 tepat. Malam semakin larut. Mataku mulai terasa berat. Rasa kantuk yang hinggap mulai mengalahkan rasa ragu dan bimbang. Dan, akhirnya aku putuskan. Tidur saja. Siapa tahu selama tidur aku bermimpi dan mendapat ilham kepada siapa esok pagi suaraku akan aku berikan......
Zzzz ... Zzzz ....Zzzzz
0 komentar:
Posting Komentar