Bagi para fans Manchester United si seluruh penjuru jagat raya, kekalahan dari Everton di ajang piala FA melalui tos-tosan dini hari tadi tentu saja amat disayangkan. Pasalnya, proyek ambisius pasukan si Setan Merah untuk meraih lima gelar sekaligus di tahun ini sirna sudah. Satu peluang kini telah melayang. Namun, kalau dicermati, kekalahan itu sepertinya 'telah direncanakan' sang kreator Sir Alex. Dengan komposisi pemain yang diturunkan di pertandingan tersebut bukanlah tim ideal, jelas, Sir Alex sepertinya tak lagi berambisi meraih kemenangan. Ada apa gerangan? Mengapa ia melepas satu gelar yang sebenarnya berpeluang untuk dimenangkan?
Ada kemungkinan, Sir Alex sadar betul bahwa timnya bukanlah robot. Mereka adalah manusia biasa. Mereka bisa dihinggapi kelelahan, dan resiko cedera. Dengan keterbatasan tim yang dimiliki, dia harus menentukan pilihan, target mana yang paling pantas dibidik. Pilihan yang diambil rupanya melepas ambisi menjadi kampium di ajang FA, kemudian lebih fokus mempertahankan mahkota jawara di Liga Premier dan Liga Champion. Ini sebuah strategi yang cerdas.
Lantas adakah hikmah yang dapat dipetik dari sebuah tontonan yang telah menyita jam tidur kita? Tentu saja ada.
Pertama, hidup ini haruslah realistis. Setiap orang bebas memiliki keinginan, harapan dan impian, dalam karir, bisnis, hubungan sosial dan lainnya. Namun ambisi menggebu saja tidaklah cukup. Ambisi menggebu yang tidak ditopang oleh kesadaran atas kemampuan diri sendiri hanya akan berujung pada kekecewaan dan penyesalan semata. Kemampuan mengukur kekuatan dan kelemahan diri kita adalah strategi hidup yang bijaksana.
Kedua, hidup ini penuh dengan pilihan. Ada kalanya tidak semua pilihan atau peluang yang ada harus kita ambil. Sebagian malah terpaksa dan harus rela kita lepaskan demi meraih pencapaian kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Menekuni karir yang sekarang atau mencari karir di tempat lain? Menjadi pengusaha atau menjadi karyawan profesional? Membangun bisnis baru atau mengembangkan yang sudah ada? Dan begitu banyak pilihan yang harus kita ambil di sepanjang perjalanan hidup kita.
Meredam ambisi terkadang terasa menyakitkan. Namun kehilangan semua peluang jauh lebih menyakitkan.
0 komentar:
Posting Komentar