
Manusia punya keinginan, tapi Tuhan lah yang menentukan. Antara  membuat rencana, berusaha sekuat tenaga dengan ketetapan/takdir Tuhan adalah dua  hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam kehidupan nyata kita pernah atau  bahkan sering mengalami kejadian yang tidak kita duga sebelumnya. Tak ada  seorangpun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi di masa nanti:  esok, lusa, minggu depan, dan tahun depan.
Bisa saja kita terjebak macet  di perjalanan gara-gara ada kendaraan yang terguling dan menghalangi jalan,  misalnya. Padahal kita telah berangkat lebih awal dan berusaha melewati jalur  alternatif karena ingin tiba di tempat tujuan tepat waktu.
Bisa  saja karyawan kita dikantor tidak masuk kerja karena sakit mendadak dan harus  dirawat dirumah sakit. Padahal ia harus menyelesaikan laporan keuangan  perusahaan yang sudah tengat waktu.  
Bisa saja pertemuan bisnis dengan  seseorang yang telah disusun jauh-jauh hari harus dibatalkan mendadak karena  sang mitra bisnis kita ada urusan yang lebih penting dan mendesak sehingga  jadwal pertemuannya terpaksan diundur.  Bisa saja bisnis kita merugi  bahkan terpaksa harus gulung tikar akibat dilanda badai krisis ekonomi global  yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Atau bisa saja bencana alam - banjir,  longsor, gempa bumi, angin puting beliung, ataupun tsunami, menimpa kita tanpa  ada tanda-tanda. 
Dan ...... boleh jadi kita pun tidak bisa menatap sinar  mentari esok pagi, bercanda dengan anak dan istri tercinta, bersua dengan rekan  kerja dan kawan lama.  Tidak ada yang pernah tahu, bukan? 
Jadi,  bersiaplah menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Waspadalah atas segala  kemungkinan yang ada. Sediakan payung sebelum hujan tiba. Buatlah selalu rencana  alternatif. Persiapkan sikap mental kita apabila hal terburuk menimpa.
Mengomel, mengeluh hanya membuat pikiran kita makin tertekan. Mencari  kambing hitam sama sekali tiada berguna. Menyesali diri pun bukanlah sebuah  solusi.
 





 
 














