Sabtu, 18 Juli 2009

Saat Tuhan Berkehendak Lain

Manusia boleh punya segudang rencana, tetapi Tuhan jualah yang membuat ketetapan. Kehendak-Nya mutlak tak bisa ditolak. Ketetapan-Nya pasti tak bisa dihindari. Dialah Sang Maha Sutradara atas drama kehidupan segenap mahluk-Nya. Segalanya sesuatu telah ditentukan oleh-Nya tanpa seorangpun mengetahuinya. Segala sesuatu tak ada yang luput dan terlewatkan. Semuanya telah diperhitungkan dengan segala kesempurnaan-Nya.

Seperti itulah kehidupan. Penuh romantika dan misteri. Tak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari. Tak ada yang menyangka tragedi kemanusiaan itu terjadi lagi di negeri ini. Tak ada yang mengira citra Indonesia kembali tercoreng selepas bom yang meledak Jumat pagi hari itu. Dan tak ada yang membayangkan jika lawatan klub elite dunia, Machester United (MU) yang telah direncanakan dengan begitu matang harus dibatalkan seketika. Juga tak pernah membayangkan jika impian menonton langsung klub kesayangan dari negeri seberang itu kini hanya tinggal kenangan.

Padahal, karcis pertandingan telah ada ditangan. Rencana pemberangkatan ke istora Senayan telah disusun matang. Bahkan agenda kegiatan lain terpaksa diabaikan demi sebuah tontonan pemuas keinginan tangal 20 Juli mendatang. Tetapi itulah kenyataan. Tuhan ternyata punya rencana lain. Perhelatan paling akbar dalam sejarah sepakbola di tanah air ini urung dilakukan selepas kota Jakarta diguncang bom yang menelan puluhan korban tanpa dosa.

Ingin aku bersedih apa yang tengah terjadi. Meratapi karena impian indah itu tak menjadi kenyataan. Bahkan ingin aku bertanya pada Tuhan mengapa bencana itu datang tanpa pemberitahuan. Mengapa bencana itu datang disaat bangsa ini sedang menatap masa depan dengan penuh harapan.

Tetapi aku sadar, bahwa menyesali apa yang telah terjadi tiada berarti. Berlarut dalam kekecewaan tak akan membawa kebaikan. Terlena dalam kesedihan tidak akan menyelesaikan persoalan. Mengharapkan kembali sesuatu yang telah hilang tidak akan membawa kebahagiaan. Mengomel, mengeluh, dan menyalahkan tidak akan mengembalikan keadaan.

Bersabar dan berlapang dada adalah pilihan paling bijak. Kemurungan harus aku buang. Kesedihan harus aku tepis. Kegelisahan harus aku sembunyikan. Karena ini semua adalah ketentuan Tuhan. Dan Tuhan pasti punya rencana lain yang lebih baik, yang tidak pernah kita ketahui dan kita bayangkan.

Inilah sebuah hikmah kehidupan. Manusia hanya merencanakan, tetapi Tuhanlah yang menentukan.

So, ditengah ketidakpastian apakah ongkos tiket itu akan dikembalikan, aku hanya bisa berharap semoga masih ada kesempatan kedua. Kesempatan yang lebih baik. Bukan hanya menonton MU di Senayan, melainkan menonton mereka berlaga di Theatre of Dreams. Bermimpi? Bisa jadi. Tetapi kalau Dia Maha Kuasa membatalkan setiap rencana, maka Dia pun Maha Kuasa untuk mewujudkan setiap rencana manusia. Semoga!

1 komentar:

~inspirasi Hidupku~ mengatakan...

syukuri aja tiap jalan yang dilalui... karena semuanya indah dalm syukur ^_^

Posting Komentar