Rabu, 17 Juni 2009

Tersenyumlah

Ada tulisan di atas gapura sebuah perkampungan yang tanpa sengaja aku lihat siang tadi. Ukuran, bentuknya tidak ada yang istimewa. Hanya tiga kata dengan tulisan sederhana:

"DAERAH WAJIB SENYUM!"

Slogan tiga kata itu cukup menggelitik sekaligus mengundang tanya. Mungkinkah ini sebuah pertanda bahwa tanpa disadari masyarakat kita saat ini tengah dilanda krisis senyum, sebagai dampak krisis finansial, ekonomi, sosial, moral, dan krisis-krisis lainnya sehingga senyum menjadi barang langka? Mungkinkah ini pertanda bahwa kita sudah enggan tersenyum sehingga hanya untuk tersenyum saja perlu diingatkan seperti halnya diingatkan untuk memakai helm, memakai sabuk pengaman, membayar pajak, atau iuran kebersihan lingkungan?

Entahlah, mungkin saja di balik tulisan itu tersimpan harapan besar agar bangsa kita kembali menjadi bangsa yang murah senyum sebagai cerminan jati diri bangsa yang ramah dan berbudaya. Atau boleh jadi, tulisan itu dimaksudkan untuk mensenyumkan masyarakat dan memasyarakatkan senyum.

Namun tentu saja slogan tersebut bukan untuk mengajak kita tersenyum tanpa mengenal tempat dan waktu, tersenyum tanpa alasan yang jelas. Karena kalau seperti itu, jangan-jangan orang yang berpapasan dengan kita akan lari tunggang langgang karena kita dianggap wong edan.

Senyum yang dimaksud pun tentu saja bukanlah senyum sinis yang dapat membuat orang sakit hati dan merasa rendah diri. Bukan pula senyum angkuh yang meremehkan serta mengganggap hina orang lain. Bukan pula senyum sombong yang merasa kita paling hebat dan paling jago. Bukan pula senyum menggoda penuh rayu si kupu-kupu malam yang seringkali membuat para suami lupa sang istri di rumah.

Sejatinya yang dimaksud adalah senyum tulus, yang dapat membawa kedamaian, kebahagiaan haqiqi kepada orang lain. Adalah senyum yang keluar sebagai cerminan dan ekpresi hati yang tenang dan jernih.

Memang, senyum memiliki hubungan erat dengan kondisi emosi seseorang. Dalam beberapa penelitian, senyum dapat merupakan salah satu obat penyakit psikologis yang ampuh. Dengan senyum hidup kita akan lebih bergairah, dan lebih bahagia. Dengan senyum persoalan hidup yang rumit terasa lebih enteng, jauh dari stress atau depresi. Dengan senyum pula tidak akan ada saling curiga, dendam kesumat, dan permusuhan diantara kita. Dengan senyum akan lahir kedamaian, dan ketenangan hidup.

Marilah kita budayakan senyum dalam kehidupan kita, agar dunia dapat tersenyum kepada kita. Smile, and the whole world smiles with you.


3 komentar:

babeh mengatakan...

aku tau..... (kek iklan obat flu tea geuning) begitu bersin..., maaf... aku tau... (katanya) iya DAERAH WAJIB SENYUM itu, di jalan tarogong terus ada gapura jalan yang ke cipana toch? aku tau... wak kak kak...

cahyadi mengatakan...

Setuju mas... senyum yang tulus bisa menjadi salah satu obat untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan ini... salam persahabatan...

Ie mengatakan...

akurrrrrr... rajin senyum dah!!
tapi jangan cenyum - cenyum sendiri yah!!!!

Posting Komentar