Senin, 16 Maret 2009

Merajut Asa Yang Hilang

Pemilu legislatif tinggal menghitung hari. Sang para caleg pun terus beraksi. Beribu jurus untuk menarik simpati terus dicari. Obral janji pun ditebar ke sana-sini, termasuk slogan-slogan penuh mimpi. Benarkah mereka akan membawa angin perubahan? Atau, malah akan menambah runyam persoalan?

Bagi sebagian anak bangsa di negeri ini, yang sementara ini
termarjinalkan, pemilu ibarat setitik cahaya yang diharapkan dapat menerangi gelapnya lorong-lorong kehidupan mereka selama ini.

Tampilnya muka-muka baru, generasi-generasi pembaharu, semestinya dapat menjadi pemberi semangat bagi mereka untuk merajut kembali asa yang pernah hilang.

Wahai para calon wakil rakyat,
di pundak Anda nasib mereka titipkan, masa depan mereka pertaruhkan. Mereka amat mendambakan sembuhnya luka-luka lama yang makin menganga, borok-borok yang semakin akut, dan tali kehidupan yang kian rapuh.


Wahai sang para pengobral janji! Mampukah menyingkap topeng-topeng kepalsuan, tirai-tirai kebobrokan masa silam, untuk kembali merajut benang harapan menjadi lembaran cita kehidupan.

Semoga masih ada asa tersisa, seperti sang penyair Kahlil Gibran, "Kemarin hanyalah kenangan hari ini, dan hari esok adalah harapan". ***

0 komentar:

Posting Komentar